Berdebar jantung dengan mata menari-nari meski hanya melihat dan menatap. Siang malam terbayang selalu wajah di pelupuk mata. Rindu mendera sepanjang waktu dan tak pernah hilang. Semuanya terjadi begitu saja tanpa mampu diingkari dan dihindari.
“Dulu aku hanya bisa berkhayal dan bermimpi tentang jatuh cinta. Ingin sekali rasanya mampu jatuh cinta. Apa yang pernah terjadi bukanlah yang sesungguhnya, terlalu banyak alasan dan aku tidak bahagia. Aku ingin bahagia karena cinta”.
“Ikuti saja kata hatimu dan biarkan alam menuntunmu. Cinta datang bisa kapan saja tanpa bisa diduga. Bertahun-tahun aku pun meminta kepada Yang Maha Kuasa untuk diturunkan cinta sejatiku.”
“Ketika aku melihat kisah manis di matamu, hatiku bergetar. Ingin aku menghindar tetapi aku tidak mampu. Kusadari dan kuakui, ternyata kini aku jatuh cinta.”
“Aku pun heran dengan diriku sendiri. Semestinya ini tidak terjadi. Aku bahkan cemburu bila dirimu berada di samping yang lain, aku ingin dirimu selalu berada di dekatku. Di matamu kulihat kisah yang sama, ada cinta dan bahagia di sana. Tak mungkin kita bersama seperti saat ini, bila bukan memang karena Allah dan alam yang menuntun. Cinta sejati yang selama ini kutunggu dan kuminta, ada di hadapanku saat ini.”
Ingin rasanya selalu berada di dalam pelukannya dan memeluknya. Di dalam pelukannya, rasa tenang dan damai itu begitu terasa. Memeluknya, segala yang diinginkan itu seperti sudah dimiliki semua. Tiada ada lagi keinginan yang lain selain hanya bersamanya.
Tantangan dan cobaan selalu ada di depan mata, dan hidup tidak pernah lepas dari masalah. Kesempurnaan dalam kehidupan bukan tanpa ada kesemuanya itu, tetapi justru menjadi sempurna bila mampu mengatasi dan menghadapinya, bukan sendiri tetapi bersama. Kesepasangan bukan sekedar basa basi, tetapi dibutuhkan meski tidak harus selalu berarti dalam urusan percintaan antara sesama manusia.
Alam semesta ini diciptakan olehNya dengan cinta dan kasih sayang yang tidak mampu dibalas. Negeri tercinta Indonesia adalah rahmat dan anugerah yang luar biasa, bukti cinta dan kasih sayangNya. Tidak ada yang perlu merasa lebih atau kurang, semua ada. Setiap keragaman dan perbedaan juga adalah wujud dari keadilanNya. Manusia mampu memilih, nasib ditentukan oleh pilihan diri sendiri sebagai hadiah kemerdekaan dariNya. Semua pilihan ada resiko dan akan dipertanggungjawabkan oleh pribadi masing-masing, hanya cinta sesungguhnya yang mampu memberi tanpa perlu alasan dan tanpa perlu juga meminta balasan.
Menjadi adil dan beradab membuat manusia menjadi manusia, bukan sekedar hewan beraga manusia. Hidup bukan sekedar untuk bekerja, mencari nafkah, makan minum, tidur bersenang-senang, memiliki rumah dan harta, bukan juga sekedar untuk mampu berkeluarga dan memiliki keturunan. Bila cinta itu benar ada dan dimiliki bersama, maka tiada ada yang lain yang dilakukan dan diperbuat selain karenaNya, sebab hidup dan mati pun hanya milikNya.
Berpikir dan berkarya, belajar berilmu bukan hanya dengan menggunakan otak yang sebesar kepala, tetapi dengan hati yang berisi semesta ilmu, bisa menjadi bekal sebagai bukti untuk bersaksi di hadapanNya kelak. Semua dilakukan bukan sebagai kewajiban semata, agar tidak perlu ada hak yang dituntut dan diwajibkan. Cukup dengan cinta yang sebenar-benarnya cinta, maka semua diberikan dengan ketulusan dan keikhlasan, juga sebagai wujud rasa hormat dan syukur. Tidak perlu meminta dihormati bila tidak mampu menghormati. Buat apa terus mengeluh, marah, dan menuduh, bila benar mampu bersyukur?!
Ketika jatuh cinta, sungguh sejuta rasanya. Cinta kepada rakyat, bangsa, dan negara Indonesia ini pun berjuta rasa yang terasa. Namun, tidak pernah hilang ataupun pudar, tidak ada keinginan untuk menguasai dengan ambisi dan nafsu serta keegoan. Berikan saja semua yang terbaik agar menjadi guna dan manfaat bagi semua, termasuk diri sendiri. Bila Allah pun memberi tanpa berharap, mengapa manusia berusaha melebihiNya?
“Aku manusia bukan kambing! Aku bukan hidup hanya untuk kerja, makan, punya tempat tinggal, harta dan keturunan. Aku berpikir dan berkarya, bukan juga hanya dengan otak yang sebesar kepala! Aku punya hati seluas semesta tempat ilmu yang akan kubawa sebagai bukti untuk bersaksi di hadapanNya kelak”.
0 Comments