Mengurai seisinya di awang-awang, penuh dengan senyuman sinis
Berjuta-juta mata memandanginya, dengan geramnya
Batu hitam berjajar melayang-layang, waktu tepat terlontar
Hanya tetesan-tetesan kecil lembut, bertaburan menyentuh dan mengendap
Mengumbar suara membahana, bukan suara bahagia
Serpihan-serpihan warna ireng, berhamburan tiada henti
Memuncrat-muncrat, bagai percikan bunga api merah
Bersentuhan meresap cepat, memantik jiwa-jiwa amarah
Menjilat bagai kena kutukan, lupa siapa dirinya
Tertutup kelambu hitam, tak terasa menganggap tirai putih
Di atas sana bangga, tidak bahagia, itulah kehendakNya
Tiada dapat menghapus, terlena yang ditumpanginya keserakahan dan harta benda
Kipasan dersik begitu kuat, mengelibas seisinya
Tertidur lelaplah, tonjolkan kuasamu, kepudaran menginjaknya
Tertawalah bersambung bagai rantai, terbakarlah akan ditelannya kembali
Lumpuhlah, terbang dari jasadnya sebagai tanda itulah adanya
Sda, 15 Nopember 2021
Yudi E Handoyo
0 Comments