Alam semesta dan seisinya, segala yang dicipta Sang Maha Suci dengan segala kebesarannya yang diwujudkan kapan terlahir, kapan keberadaannya, di masa kapan adanya yang dipijak ini. Seakan jika dipikir secara mendalam, kerendahan hati sedalam-dalamnya, bagaikan sebutir pasir tergeletak diatas bongkahan batu. Batu sebesar gunungpun, dan segala sebutannya, adakah!, yang mengetahuinya dan segala jenis tumbuhan, hewan dan hewan yang paling terkecilpun, siapakah Yang memberi nama serta sebutannya?.
Sungguhlah semakin kerdil, terbonsai, dan semakin kecil tak terlihat dengan kasat mata. Oleh karena apakah?!, Sebagai insan manusia, yang merasa sudah berjaya, kuat, besar, segalanya dimiliki dalam genggamannya, menjadi kata sebutan ” Luar biasa, Hebat”, semua kembali pada dirinya masing-masing. Pengisi pada setiap belahan bumi, yang ada terhampar, sulit untuk dinilai, dipikirkan, hanya kata, kalimat dan tulisannya yang terukir, terucap dari belahan bibirnya, tertulis pada selembar kertas. Semua menjadi pengingat pada setiap dilontarkan, apakah?!, Semua dapat diingat, dilaksanakan dan dijalankan dengan sepenuh, setulus hati yang menjadi ukiran rangkaian kata yang diperjanjikan.
Kepentingan yang lebih besar, angan-angan, bayang-bayang dan kehendak menjadi lingkaran saling mengisi, menguatkan. Berencana, bertindak segala tindakannya, mengarah pada hal yang baik, buruk, damai, menghancurkan, dan merusak. Sekali lagi kembali pada ukiran yang ada pada jiwa raga manusia. Apakah?!, Dibiarkan, membiarkan dan meneruskan yang menjadi langkah yang dapat merusak kahanan dihadapannya, tidak mencari kebaikan, perubahan yang lebih besar dan menyatukan kehendak, kata sepakat dan qolbu demi kedamaian kebesaran yang hakiki.
Katamu Kata Qolbu, Bisakah?! Sesungguhnya jika menggunakan suara hati, tentunya akan terlahir dengan hal yang baik kebaikan, kebenaran akan lebih mendominasi diantara semua putaran yang melingkupinya. Alangkah indahnya jika satu warna bunga “melati”, satu kata yang menjadi pijakan. Jika banyak warna bunga, akan menjadi pilihan, kebingungan, kegundahan pada sisi pikiran yang ada. Suatu kewajaran dalam hal pilihan, menjadikannya banyak pendapat, gagasan dan ide yang muncul, serta menjadikan itu, ini yang terbaik.
Pengandaian pada satu warna bunga, pada sesungguhnya bagaimana satu pijakan, satu tonggak, dapat dijadikan suatu hal pertahanan, dipertahankan dan sebagai benteng kekuatan yang tidak dapat diruntuhkan, dihancurkan. Oleh karenanya dapat dijadikan pondasi dasar yang kuat, segala ujian, cobaan dan semua peristiwa yang terjadi dapat diselesaikan. Pengorbanan selalu ada korban jiwa, material dan non material, namun saatnya tiba akan menjadi bulatan besar menarik sisi positif pada suatu kebesaran dengan tanpa disadarinya.
Suara Qolbu bisakah berkata?! Benar kebenaran, atau tidak benar, kalau berkata benar ukirlah kebenaran sejati. Kebenaran sampai kapanpun tidak akan mati, walaupun tertanam jasadnya. Jika kebenaran dianggap tidak benar dan salah, kembali dipasrahkan kepada Sang Illahi. Sangatlah berat dihadapkan pada berbagai jasad jiwa raga tidak akan seirama, padahal kenyataannya dibutuhkan keseimbangan dan keselarasan. Jika terwujud kehakikiannya, kedamaian membahagiakan.
Sda, 1 Oktober 2021
0 Comments