Kalbu Biru Masa Depan

by | Oct 21, 2021 | Pojok

Laut dan samudra begitu luas, langit pun membentang tiada batas. Mengisi semesta dengan biru di kalbu yang memberi harapan besar di masa lalu, kini, juga nanti. Begitu tenang dan damai terasa, hilang semua pilu. Meski sendiri namun tidak sendiri, selalu ada cinta dan kasih sayang yang sesungguhnya menemani.

Merah luka yang tersimpan dan memberikan goresan mendalam sungguh sulit terhapus. Terlalu sulit untuk diceritakan tanpa isak tangis yang menetes tanpa mampu dibendung. Diam bukan karena bibir tidak ingin bicara, tetapi terkatup karena terlalu menyakitkan bila diungkap. Hingga rasa sendiri itu muncul dan terpendam larut mengepung jiwa. Hendak diungkap, tetapi siapa yang mau mengerti?! Mereka yang bijak pun seringkali lupa untuk berbuat bijaksana dan menerapkan kebijaksanaan. Penuh nasehat dan ingin didengar, tetapi untuk mendengarkan dengan sabar dan perhatian, tidak semudah bicara.

Setiap orang memiliki masalah dan dari masalah itulah orang belajar banyak. Pahit dan kelam, segala susah sesungguhnya bukan nestapa bila disyukuri dan diterima dengan ikhlas. Takdir tidak bisa ditolak, nasib tetap ditentukan oleh pilihan sendiri sebagai anugerah keadilan. Sang Maha Adil tahu persis tanpa salah apa yang terbaik dan yang dibutuhkan.

Di sisi lain, kerinduan atas solusi dan masa depan serta kehidupan yang lebih baik memberi dorongan semangat. Yang sudah terjadi biarlah terjadi, tidak mungkin terhapus, asal jangan terulang kembali. Kuningnya matahari di hari ini dan esok memberi terang tanpa pernah ingkar janji. Siang dan malam selalu berusaha ada meski di malam tergelap. Kesempurnaan yang ditiupkan dalam roh manusia semestinya mampu membeti lebih terang.

Apa yang terjadi kini terus diperbandingkan dengan apa yang terjadi di masa lalu. Berkutat dengan debat dalam pikiran hingga terus saja berputar-putar hingga tiada daya menatap masa depan. Seolah hidup hanya soal masa lalu dan kini semata, tanpa ada masa depan. Lupa bahwa bahkan sebelum awal pun ada, dan setelah akhir juga ada. Semua tergantung pada keyakinan, upaya, dan doa. Niat dijalankan dengan sebenar-benarnya di jalan yang benar dengan berpegang teguh pada kebenaran, membuat takut dan khawatir lenyap.

Hidup bisa jadi tidak seindah bayangan dan harapan, tetapi setiap suka duka yang terjadi merupakan kesempurnaan tersendiri. Manusia memang bukan apa-apa dan bukan juga siapa-siapa, tetapi rahmat dan anugerah yang diberikan hendaknya digunakan sebaik-baiknya guna dan manfaay bagi semua. Bukan hanya untuk diri sendiri semata, sebab manusia tidak mungkin mampu hidup sendiri.

Laut selalu membutuhkan gelombang, dan langit tidak perlu cemburu karena yakin dengan kebesaranNya atas keadilan. Kita memang tidak bisa memberi banyak dan lebih, namun cinta dan kasih sayang yang tulus dan ikhlas, bila diberikan, mampu mengisi birunya kalbu lebih luas dari langit dan samudra.

Tidak usah menginginkan rumput hijau tetangga, rapikan dan rawat rumput sendiri agar lebih hijau. Melihat semut di kejauhan dan tidak mampu melihat gajah di pelupuk mata, akan membuat kehilangan arah. Hidup ini penuh dengan pilihan sebagai keadilan yang diberikan olehNya, jika mau bersyukur dan benar bersujud. Tidak perlu sedih, berkeluh kesah, apalagi marah dan menyesali.

Pandanglah birunya langit dan samudra, penuhi kalbu dengan birunya masa depan yang penuh kedamaian.

Bandung, 19 Oktober 2021

Baca Juga

1 Comment
  1. Alfiah Santi

    Kata-kata yang penuh makna. Ilustrasi biru, merah, kuning, hijau terasa nyata..

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This