Manusia hidup sudah dikatakan lengkap dan sempurna, sempurna adanya akal, pikiran, qolbu yang melekat pada diri manusia. Apalagi bisa berbuat apa saja dan tidak ada batasan sama sekali, dan hebatnya terdapat adanya rem seperti rem cakram, rem yang terlekat di pikiran hanya sedikit, rem yang paling kuat di qolbu. Sungguh luar biasa jasad hidup dengan adanya roh, nyawa, sukma. Mesin tidak pernah berhenti walaupun tidur, masih terdesah hirup, keluar udara. Masih menggerakkan bagian-bagian jasadnya, walaupun sukmanya terbang melayang kemana-mana.
Luar biasa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, disadari dan tidak disadari bahwa manusia memiliki cukup kuat tenaga, jika dilatih dengan seksama, dan banyak akal yang dilakukan, akal manusia bervariasi dalam isi otak kepala tidak akan pernah habis. Satu mendapat kebuntuan muncullah solusi dari yang lain, sungguh sempurna manusia yang tercipta. Jika kesemuanya perpaduan yang dibangun tidak akan “stagnan”, kedenderungan meningkat dari setiap kurun masanya.
Bisa dilihat dan dimaknai masa jaman Batu, Pra sejarah dan lain sebagainya. Saat yang telah lampau banyak bangunan berupa candi saja, yang berdiri gagah perkasa berasal dari tumpukan bata merah, batu yang sudah di bentuk, tanpa lem perekat dengan ketinggian yang cukup mengagumkam, alangkah terkesimaknya melihat hal tersebut. Tentunya manusia saat ini berpikir alat apa yang digunakan, apakah hanya mengandalkan isi kepala, apakah dengan kekuatan jiwa, menggunakan kekuatan raga, berapa banyak yang bekerja, berapa biayanya. Hal demikian yang tercampur baur dalam isi kepala.
Alangkah indah, menakjubkan manusia generasi sebelumnya, diakui dan tidak diakui oleh generasi masa sekarang, hanya termangut-mangut, tatapan mata kosong, pikiran melemah. Kadang berpikir “Kok Bisa”, “Hebat” dan lain sebagainya. Tentunya masa-masa itu, banyak disandarkan pada Sang Ilahi, memohon ridhonya “Gusti”, memohon bisa membuat apa yang dikehendakinya terbentuk.
Dan saat-saat itu banyak pikiran yang maju dan modern di kala itu, kenapa demikian?!, dapat dibuktikan apa yang sudah dibentuk, diwujudkan begitu megah sekali, tidak pernah runtuh, tidak pernah miring dalam setiap bangunan yang di buat, jika dipikir dengan saat ini tentunya dianalisis struktur tanahnya, berapa kedalaman yang akan diletakkan tiang pancang, bahan apa, ukuran campuran yang digunakan dan lain-lain. Dari masa saat itu dengan dilihat kasat mata, menjadi pikiran masa sekarang yang melihatnya, mata terbelalak, pikiran mengendap, kecongkakan terpendam, hanya berkata-kata pujian dan pujian.
Dengan kondisi saat ini, proses pembangunan begitu ribet, berbagai hal harus dipenuhi, alat-alat dipersiapkan dari yang terkecil sampai yang alat besar. Namun hasilnya dapat dihitung tahunan sudah mengalami keausan, kekeroposan, dan perawatan begitu mahal harganya. Bagaimana jika parameter masa silam diukur dengan masa sekarang, jika ditinjau dari sisi bahan, bangunan, alat, kemauan, keniatan, ketulusan, tanggung jawab, komitmen, konsistennya.
Kehidupan silih berganti pada setiap masanya, dan saat ini dibuat begitu mudah. Manusia diberkahi kecerdasan yang lebih, diberikan kejernihan, kekuatan jiwa, kekuatan diri, dan mampu membuat yang menjadi pemikirannya, namun sisi lain banyak menjadi hilang adab, etika, tidak tahu rasa malu, berangasan, apakah ini yang menjadi simbol manusia edan, “kalau nggak edan nggak keduman” kata para leluhur yang tersampaikan turun-temurun, yang menjadi pengingat generasi saat ini, yang masih mendengar petuah-petuah masa lalu yang baik dan kebagusan.
Surabaya, September 2021
0 Comments