Di atas meja kayu, ada banyak ingatan yang disajikan berurutan.
Mulai ujung kanan; adalah jajaran kepala orang-orang yang engkau cintai.
‘Ah, sungguh. Mereka adalah orang-orang tersayang’.
Dilanjutkan dengan jantung-jantung mereka yang masih berdetak di atas piring; ialah ketulusan hati mereka yang hadir di setiap detik detaknya.
‘Oh, lihat. Ini milik kekasihku, aku ingat tempo detak jantungnya ketika ia berada di pelukanku.’
Di tengah; bola-bola mata disajikan dalam mangkuk berwarna biru; inilah mata-mata yang belum sempat melihat jasadnya.
‘Baru kali ini aku lihat tatapan kosong dari mata-mata; tiada jiwa, harap, dan rasa yang tergambar dalam tiap sudutnya’
Berakhir di ujung kiri; segelas merah menampung kehangatan. Selapis roti engkau siapkan, dengan selai stroberi kesukaan.
‘Mari menikmati jamuan terakhir kita!’
Dan jasad-jasad tersenyum kelimpungan.
Pandanwangi, Desember 21
0 Comments