Implementasi Nilai Kepahlawanan Pada Hari Pahlawan

Nov 5, 2021 | Opini

Setiap momen tanggal 10 November Indonesia memperingati Hari Pahlawan, peringatan tersebut didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Oleh karenanya hari Pahlawan diperingati pada setiap tahunnya, untuk dikenang, diresapi dan dimaknai sepanjang sejarah dan sepanjang masa peradaban sebagai tonggak sejarah bagi rakyat indonesia.

Pada saat itu penjajahan silih berganti yang dilakukan oleh pihak asing/penjajah, dengan tujuan untuk menguasai negeri tercinta indonesia. Mengapa!, Mereka menjajah tentunya dengan sesadar-sadarnya, memperluas daerah jajahan, penaklukan dan kehendak menunjukkan kekuatan mereka dan sisi lain menguasai apa yang terkandung dan segala isinya di Bumi Pertiwi Indonesia.

Ditinjau dari tingkat peradaban dari berbagai masa, Nusantara menjadi obyek eksplorasi di kala itu, dengan keberadaan VOC bertahun-tahun mengeksplorasi hasil bumi dan segala yang ada di atasnya, dengan demikian tentunya negara lain yang menyukai berperang, menjajah melirik dengan mata lebar-lebar melihat wilayah Nusantara begitu luas pada titik tengah digaris khatulistiwa, pada dua Benua dan dua samudra.

Sungguh sangat tragis mata-mata penguasaan, kehendak ingin menguasainya Negeri orang lain dengan menginjak-nginjak harkat, martabat bangsa lain. Apa!, Tidak melihat Nusantara pada jamannya Kerajaan Majapahit dengan sumpah palapa “Gajah Mada”, yang sangat tersohor, kehendak menyatukan wilayah dalam taklukannya pada saat itu. Hal demikian menunjukkan bahwa bangsa Indonesia, ada nyali yang kuat dan mendasar bagi anak negeri atas lindungan Tuhan Yang Maha Esa, dan bumi pertiwi yang usianya tua dan sakral.

Menilik peristiwa 10 Nopember 1945, pasukan perang Inggris yang dipimpin Jenderal Mallaby, dengan gagahnya melesatkan peluru dengan jangkaun cukup, memporak-porandakan Surabaya, dengan saksi sejarah bangunan yang masih berdiri tegak di Jl. Pahlawan Surabaya, mengalami kehancuran. Dengan pertempuran yang sangat sengit, pihak musuh dengan senjata yang handal, di saat itu, dihadapi ” Arek-Arek Suroboyo “, dengan senjata “Bamboe roencing”, secara berturut-turut, melakulan perlawanan sehingga dapat menaklukkan musuh dan berhasil membunuh Jenderal Mallaby.

Dengan mengacu dari berbagai peristiwa yang sangat berbahaya menyangkut kedaulatan rakyat dan negeri, dan sangat merugikan dari segala aspek kehidupan dan penghidupan, tentunya dapat dijadikan barometer, parameter dan tonggak yang tentunya tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun, yang berkehendak merusak, menghancurkan negeri yang dicintainya.

Dari pengalaman yang sangat pahit begitu pahit, di kala itu membawa korban kematian, kerusakan dan beban psikologis rakyat begitu tinggi di Surabaya, tentunya terhadap kedaulatan Negeri, dan saat ini bagaimana implementasinya nilai kepahlawanan, dalam mengisi kemerdekaan yang hakiki. Apakah! Melangkah dengan tepat, cepat dan terarah, sebagaimana cita-cita Bangsa Indonesia.

Apakah!, Berdiri tegak pada kaki diri sendiri, sebagaimana kedaulatan rakyat, mengangkat harkat dan martabat bangsa, dan tidak tergantung negara lain. Sendi-sendi kehidupan dan penghidupan bangsa akan keropos pada sisi dalam yang tidak dapat terlihat, jika tidak menancapkan tonggak sejarah Bangsa bagaikan Paku Bumi, dapat diibaratkan sebagaimana penyakit yang ada dalam organ tubuh, tidak terdeteksi dengan baik, jika tidak menggunakan alat yang memiliki kualitas tinggi, dan tentunya perlu dilakukan pembedahan untuk dikeluarkan, dibuang serta melakukan pengobatan yang intens dalam penyembuhan.

Oleh karenanya sebagai anak bangsa, dalam melanjutkan perjuangan, dengan berorientasi hal-hal yang menyakitkan di kala itu, dengan tujuan tidak terjerembab dengan hal yang sama, dengan metoda yang berbeda yang dapat menjerat dan terseret kelembah, dan sulit bangkit, yang dapat menyengsarakan rakyat dan generasi penerus.

Berpikir kembali bahwa, saat ini tidak melakukan peperangan dengan bangsa lain, dan tentunya akan berperang dengan kecerdasan, teknologi dan keadaan yang tersembunyi di bawah permukaan, serta implementasinya mengisi kemerdekaan hakiki, berbuat setetes untuk negeri dan rakyat, menjaga, merawat dan mempertahankan segala lini, membangun fisik dan membangun sumberdaya manusia seutuhnya dan sebesar-besarnya untuk rakyat.

Dan tidak hanya itu banyak hal yang bisa dilakukan, bagaimana mengisi kemerdekaan, berbuat kebaikan saja memiliki andil bagi negeri, untuk itu bagaikan lingkaran sabuk bumi. Dengan kobaran semangat berapi-api bukan hanya semata memperingati dan selesai, namun dimaknai sedalam-dalamnya dan tidak terulang kembali yang dapat memperosokkan kelembah dengan berbagai cara yang dilakukan, bagaikan menyebar virus akan berkembang biak virus lainnya, sebagaimana saat ini telah, terjadi.

Sda, 02 Nopember 2021

Baca Juga

0 Comments

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This