Ibu Kupu-Kupu

Oct 30, 2021 | Cerpen

Namaku Aurelia dan sudah 16 hari ini aku menjadi pembantu di keluarga kecil ini. Keluarga ini beranggotakan sang Ibu yang kupanggil Nyonya Rosalia dan putri semata wayangnya bernama Regina yang masih berusia 7 tahun. Keluarga ini memiliki julukan keluarga kupu-kupu, mungkin karena banyak sekali kupu-kupu yang berterbangan di sekitar halaman rumah keluarga ini.

Selama 16 hari ini, tugasku hanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mencatat janji yang diucapkan oleh Nyonya Rosalia. Setiap sore menjelang malam, ketika Regina belum pulang ke rumah karena bermain bersama teman-temannya, Ibunya selalu mengucapkan sebuah janji untuk Regina agar ia mau dijemput olehku.

Mulai dari mainan, jajan dan aksesoris lainnya, sudah total ada 16 janji yang ia berikan kepada Regina setiap harinya. Aku hanya bisa tersenyum dan berharap Nyonya Rosalia bisa menepati semua janjinya.

Malam itu, Nyonya Rosalia memanggilku ke kamarnya untuk berbincang mengenai suatu hal pribadi. Saat itulah aku baru mengenal siapa dirinya sebenarnya. Sehari-hari ia berdandan amat anggun, dengan topeng kecil yang menutupi sebagian wajahnya, yang ternyata menutupi aibnya dari orang lain. Aku melihat sebuah mata hitam yang sepertinya sudah membusuk dan bagian di sekitarnya yang juga terlihat seperti itu. Tidak hanya itu, ketika seluruh perban yang dikenakan ia lepaskan, terlihat jelas banyak anggota tubuhnya yang sudah mulai membusuk juga.

Ternyata, Nyonya Rosalia mengidap penyakit langka dimana penyakit tersebut membunuh sel-sel di dalam tubuhnya, membuatnya harus menutupi seluruh tubuhnya dengan perban dan topeng pada wajahnya, untuk menutupi hal-hal tersebut dan juga tidak lupa, ketika ia berjalan keluar rumah, parfum yang ia kenakan sampai mendatangkan kupu-kupu yang amat banyak. Mungkin itulah alasannya mengapa keluarga ini mendapatkan nama keluarga kupu-kupu dan sang Ibu, juga mendapatkan nama Ibu kupu-kupu.

“Besok adalah ulang tahunnya Regina, aku berencana untuk menepati semua janjiku padanya, bisakah aku minta tolong kepadamu, janji apa saja yang sudah aku berikan kepadanya?” Ujar Nyonya Rosalia kepadaku.

“Baik, akan saya bacakan satu persatu janji yang telah engkau berikan kepada Regina, total sudah ada 16 janji yang telah kau berikan untuknya, yang pertama,”

“Tidak usah kau bacakan satu persatu, cukup sebutkan janji macam apa saja yang aku berikan, seperti membelikan sesuatu atau sebagainya,” ujar Nyonya Rosalia, menyela perkataanku tadi
“Baik, total ada sepuluh janji yang engkau berikan kepada Regina mengenai membelikan mainan, dua janji membelikan buku kesukaannya dan tiga janji tentang bermain bersamanya, di taman kota, sungai, dan kebun.”

“Sepuluh janji untuk membelikan mainan.. semoga besok pak Anton bisa menyediakan semuanya.”
“Dua janji untuk membelikan buku kesukaannya.. seingatku, buku tentang putri serigala dan sang pangeran, lalu persahabatan kura-kura dan kelinci.. semoga Nyonya Lidia bisa menyediakan dua buku tersebut.”

“Tiga janji untuk bermain bersamanya.. Aurelia, bisakah kamu ikut menemaniku juga besok ? Aku tidak yakin bisa sendirian mengantarnya hingga ke tiga tempat itu dalam sehari..”

“Saya akan selalu melaksanakan perintah yang engkau berikan Nyonya,” jawabku dengan pertanyaan di benakku, mengapa ia tidak dapat mengantarkan Regina ke tempat tersebut ? Apakah karena kondisinya sudah cukup parah hingga tubuhnya tidak mampu melakukannya ? Aku simpan saja pertanyaan ini untukku seorang, karena aku yakin, hal itu pasti tidak bagus untuk ditanyakan kepadanya.

“Mengapa kamu mengeluarkan air mata Aurelia ? Besok adalah ulang tahun Regina, aku tidak mau besok menjadi hari yang menyedihkan baginya,”

Aku segera mengusap air mataku yang tak kusadari telah menetes dari tadi.

“Oh iya, kamu sebelumnya bilang kalau ada 16 janji, tadi kamu baru menyebutkan 15 janji, apa janji yang terakhir?”

Sebenarnya, aku berharap bisa menutupi janji terakhir ini setelah melihat kondisinya yang sangat memprihatikan. Namun, ia tetap bersikeras untuk membuatku menyebutkan janji ke-16.
“Maafkan saya Nyonya, janji terakhir yang engkau berikan kepada Regina adalah…

Datang menghadiri pernikahan Regina, dengan menggunakan gaun biru, yang birunya seperti kupu-kupu yang selalu mengikutimu Nyonya”

“Kamu pasti berpikir jika aku tidak akan menghadiri pernikahannya bukan? Tenang saja, aku akan menghadirinya.. fokuslah bersamaku untuk membuat Regina bahagia di hari ulang tahunnya besok.”
Namun…

malam itu adalah malam terakhir aku berbicara dengannya..
Apapun yang ia ucapkan malam itu adalah kebohongan..

Ia tidak menepati janjinya untuk membelikan mainan Regina..
Ia tidak menepati janjinya untuk membelikan buku Regina..
Ia tidak menepati janjinya untuk bermain bersama Regina di Taman..
Ia tidak menepati janjinya untuk membuat Regina bahagia di hari ulang tahunnya..
Ia membuat Regina dan orang-orang sedih..

Nyonya Rosalia meninggal malam hari itu juga di kondisinya saat itu.

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This