Hari Guru Nasional

Nov 25, 2021 | Essai

Hari Guru Nasional merupakan tonggak dari para guru yang memberikan pengabdiannya kepada anak negeri, sebagaimana profesinya memberikan transformasi ilmu pendidikan yang dimilikinya dan sisi rohani.

Sejarah Hari Guru Nasional tidak lepas dari Keputusan Presiden (Keppres) yang menetapkan Hari Guru Nasional. Hari Guru Nasional dalam Diktum Pertama bukan merupakan hari libur, sebagaimana Keppres Nomor 78 tahun 1994 yang menyebutkan bahwa Hari Guru Nasional jatuh pada tanggal 25 November 1994.

Ditetapkannya Hari Guru Nasional bertujuan untuk menunjukkan cikal bakal bahwa semangat membangun anak negeri sudah berlangsung cukup lama untuk mendidik, mengubah, membentuk dan melakukan transformasi keilmuan serta membangkitkan sumber daya manusia dan meningkatkan kualitas pendidikan di masa perjuangan sampai masa sekarang.

Tinjauan masa per masa bagaimana semangat para guru dengan berbagai macam cara dan ilmu yang dimiliki dapat bermanfaat bagi anak didiknya. Tidak hanya melakukan transformasi keilmuan dan rohani sejak dini tetapi juga membidik anak didiknya mampu menunjukkan perubahan yang maksimal baik secara individu ataupun kelompok.

Peran guru yang sungguh mulia patut disadari. Selain sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai orang tua asuh sementara di lingkungan kelembagaan. Hal ini memiliki arti yang sangat potensial bahwa guru berperan ganda. Menyimak di masa lalu bahwa betapa luar biasa peran guru menerapkan berbagai metode kepada anak didik dini untuk diarahkan pada sisi pembelajaran formal dan sisi rohani. Anak didik dianggap sebagai anaknya sendiri dan naluri seorang pendidik mengalir bagaikan air, angin dan api.

Ada kebanggaan tersendiri sesungguhnya dalam membentuk anak didik baik dalam hal perubahan sikap perilaku, disiplin, mental, kemauan dan niat untuk belajar seperti membaca dan menulis. Apalagi jika anak didiknya berhasil pada setiap jenjangnya.

Pada masa kini bangkitlah para guru, belajar dan belajarlah meningkatkan kualitas diri, baik keilmuan dan kualitas rohani, berpalinglah merenung dan meresapi para guru masa lalu, sebagai tonggak parameter yang jitu tidak mengenal lelah karena ada sisi lainnya bukan hanya memberi keilmuan. Namun, berperan juga sebagai ayah atau ibu dari anak didik.

Dan saat ini yang berhasil adalah peran besarmu tidak dipungkiri lagi, sirkulasi atas, bawah dan pengantaranmu tanpa guru apa pun sebutannya, tidak ada perubahan masa per masa. Disisi lain orang tua juga sebagai guru tanpa label juga, ada keseimbangan dan keselarasan formal dan non-formal yang melingkupinya.

Hindari penodaan diri sendiri dengan hal yang tidak baik, jagalah kehormatan sebagai guru sejati, bangun dan bangkitlah jati diri guru sejati negeri, baik kuantitas dan kualitasnya, anak didik anggaplah anak sendiri, tempatkan guru paling ujung sebagai perubahan titik awal perambatan, pengantaran. Sisi lain orang tua jadilah guru melekat tanpa label karena amanah kehidupan.

Semangatlah para guru, jasamu selalu diingat dan tidak terlupakan. Yang melupakan dirimu adalah kesombongan, kecongkakan. Sedang yang masih mengingatmu adalah manusia sejati seutuhnya.

Salam hormat dengan sepenuh hati, salam Hari Guru Nasional sukses selalu dari anak negeri.

Surabaya, 24 November 2021
Yudi E Handoyo

Baca Juga

0 Comments

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This