“Ephiphany” adalah sebuah judul cerita pendek yang memenangkan Lomba Karya Tulis Kreatif Nasional yang diselengarakan STPI Bina Insan Mulia Yogyakarta. Kegiatan lomba yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 kemarin berhasil melahirkan Sang Juara 1 dari SMK Negeri 2 Ponorogo Jawa Timur. Ini merupakan goresan Tinta Emas dari Wikan Ratri Ashoka Wisnu Susilo Putri, seorang siswi SMK Negeri 2 Ponorogo kelas XIIA3 yang berhasil meraih Juara I dengan membawa Piagam, penghargaan dan uang pembinaan.
Wingkan (nama panggilan dari Wikan Ratri Ashoka Wisnu Susilo Putri), saat diwawancari Tim Humas melalui whatsap secara pribadi menyampaikan: ”H-2, tepatnya sore hari saya mulai merangkai cerita. Awalnya saya bingung mau ambil sub tema apa buat lomba. Akhirnya pilihan saya jatuh ke sub tema Love your self karena pendapat saya, banyak sekali orang yang seakan lupa bagaimana caranya mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Akhirnya saya mulai menulis Cerpen dengan judul EPIPHANY,” ungkap Wingkan.
Dalam cerita itu digambarkan adanya sesosok gadis bernama Karang, yang menjadi cerminan anak-anak jaman sekarang yang suka insecure terhadap diri sendiri. Lebih mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan diri sendiri, itu yang membuatnya menjadi sosok yang patuh ke pada orang lain. Justru sikapnya itulah mengakibatkan dia malah sering di olok-olok dan di cemooh.
Sesuai namanya, Karang adalah sosok yang tangguh di luar namun rapuh di dalam. Karena cemooh, ejekan dan bullyan yang selalu dia terima dari lingkungan, teman-teman bahkan keluarganya sendiri, lama-lama membuat dirinya rapuh dan tidak kuat. Yang akhirnya mengidap depresi psikotik yaitu depresi yang membuat penderita berhalusinasi, berbicara sendiri. Seakan bisa melihat dan mendengar sesuatu yang tidak nyata. Dalam cerita itu saat menuliskan sebuah scene, di mana Karang berbicara dengan seseorang yang berada di cermin. Dia adalah wujud dari emosi yang terpendam dalam diri Karang, yang mencoba memprovokasinya lewat kata-kata. Itulah yang diartikan sebagai wujud halusinasi seorang penderita depresi psikotik. Karena depresi psikotik itulah membuatnya dijauhi bahkan di buang oleh keluarganya.
Itu sekilas gambaran cerita yang dituliskan dalam waktu yang cukup singkat. Disinilah letak pancaran Sinar Tinta Emas yang dicoretkan oleh Wingkan yang berhasil menjuarai dalam Lomba Karya Tulis Kreatif Nasional tersbut. Karya tulisnya mampu menyedot perhatian Panitia lomba dan menetapkan predikat Juara 1 dan mendapatkan hadiah Piala dan Uang Pembinaan.
Keberhasilan ini tidak lepas dari Talenta seorang remaja bernama Wingkan berkat bimbingan dan arahan dari guru pembimbing yang juga merupakan salah satu anggota Sahabat TEN (Tinta Emas Negeri). Beliau adalah Ibu Hety Yunita, S.Pd. Prestasi yang diraih Wingkan ini tentu sangat membanggakan warga SMK Negeri Ponorogo. Sambutan dan Penghargaan mengalir via WA group, Japri dan banyak ucapan melalui media social FB, IG dan lain-lain yang dikirim oleh Guru, teman maupun sesama peserta LKTK yang diselenggarakan STPI Bina Insan Mandiri Yogjakarta.
Wingkan adalah putri dari Bapak Joko (seorang pengusaha) dan ibu Ninik (seorang guru di SMPN 1 Kauman Ponorogo), yang beralamatkan di Somoroto Kecamatan Kauman Ponorogo. Bak mutiara terpendam, yang sekarang telah tersembul dan semburat kilaunya mulai Nampak melalui LKTK yang diselenggarakan STPI BIM Yogjakarta. Dalam kesehariannya dia senang mengisi waktunya yang senggang di sela kesibukan belajar dan membantu orangtuanya, dengan menggoreskan dalam berbagai tulisan, baik puisi, buku harian, cerita pendek, romance kehidupan maupun dalam bentuk tulisan lain bahkan novel.
Rupanya Bakat menulisnya mengalir dalam jiwa dan darahnya. Kemampuan Winkan dalam menulis ini sudah terlihat sejak dia berada di bangku SMP Negeri 1 Kauman Ponorogo, tempat sekolahnya sebelum melanjutkan pilihan di SMK Negeri 2 Ponorogo dan mengambil jurusan keahlian Kuliner (Tata Boga). Semasa SMP bakat menulisnya tergambar dari karya-karya Puisi dan cerita yang ditulisnya dibawah bimbingan guru Bahasa Indonesia yang juga Sahabat TEN. Beliau adalah ibu Dyah Pusporini, S.Pd. Yang salah satu Puisinya juga masuk ke dalam nomisasi 20 (dua puluh) besar pada Lomba Vifosi dalam rangka HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76 tahun 2021 lalu.
Lingkungan keluarga Wingkan sendiri tentunya juga mendukung lahirnya seorang remaja Wingkan yang memiliki Talenta menulis.
Bapaknya yang seorang pengusaha dan Ibunya adalah seorang guru Bahasa Jawa yang tentunya juga memiliki kemampuan mengajar dan membuat karya tulis. Ini memberikan dampak lingkungan kepada Wingkan untuk gemar juga dalam menulis dan membuat karya tulis. Lewat goresan Tinta Emasnya terbukti Wingkan telah mampu menorehkan Prestasi melalui LKTK dengan meraih Juara 1. Tentu harapan ke depan akan tercipta karya tulis yang lain (puisi, cerita pendek, novel) yang akan memperkaya kazanah budaya dan Literasi di negeri ini. Dan melalui TEN ini akan terlahir generasi kedua Mariska Lubis dari seorang remaja putri Indonesia yang bernama Wikan Ratri Ashoka Wisnu Susilo Putri. Amiin…
0 Comments