Seorang pengecut ciut tak bernyali, berdiri sendirian menatap masa dimana titik akhir hidupnya.
Bermata tak bermata, mendengar tak mendengar, berhati tak berhati.
Seonggok “mummy bernyawa” penebar terror disetiap mimpi mimpi, buruk muka buruk tabiat.
Selembar kertas tergores tinta sabda “menikam, mematikan”.
Umbul meluap luap, lautan api tanpa arah, segumpal siti mengalirkan seonggok penyesalan.
Bambu kami masih subur, bambu kami masih tajam.
Martoyosri, 18/11/2021
0 Comments