Waktu parkir telah terusir, kembali berdiri berlari mengukir diri
Pagar berjejer ditegakkan kembali, bersatu merapatkan anak negeri
Pemimpin anak negeri bersemangat, mengukir ibu pertiwi
Bangkit melihat awang-awang, tengah malam bintang bertaburan
Lintang bersinar membentuk rasi bintang, menghiasi dirgantara malam
Bola langit bagai sayap, melindungi bentala yang dipijaknya
Anak menepuk dada bahagia, sang bapak menggeliatkan jiwa raganya
Lari bentangkan kaki, tangan gayuh sejuta rasa hati
Negeri disuguhkan isi jiwa-jiwa nan suci, anak negeri sebagai pengganti
Ukirlah jiwa penerus, tongkat disajikan, bagaikan bintang berkilau
Junjung setinggi-tingginya, gelorakan isi hati kebagusan tidak terbawa mati
Aura sinar terpancar dari inti bumi, tidak lagi mati suri
Geliat Ponorogo Menulis, SMANI Balong Ponorogo
Langkah kaki melangkah cepat, geliat jemari tangan mengukir lembaran kertas putih
Karya jati diri telah diukirnya, tua muda, anak negeri disuguhkannya
Menarilah dengan keelokan hati, geliatmu mengisi bumi pertiwi
Sda, 21 September 2021
0 Comments