Hewan kecil namanya kunang-kunang, tidak jelas jenisnya laki-laki atau perempuan, membawa penerang setiap perlintasan yang dilewati. Sungguh luar biasa atas ciptaan dan kehendakNya, hewan yang sangat langka dimana sarang dan munculnya, sangat sulit dicari dan ditemukan. Tahu-tahu terbang dengan sinar memancar kerlap-kerlip, coba dapat dibayangkan yang dilewati dari situasi gelap menjadi terang, hanya satu ekor hewani melintas.
Jika 1001 hewani kunang-kunang berterbangan di alam semesta, menjadi hiasan menakjubkan, sangat indah dan sungguh menawan. Bagaikan bidadari turun dari kayangan, dengan mengepakkan sayap selendang berbagai warna-warni berkilauan memancarkan sinar tak tahu dari mana sinar munculnya.
Kunang-kunang kecil bentukmu mungil, kecil sekali dari mana asal-usulmu tiada yang mengetahuinya dan tiada yang mampu menjawab, semuanya, kembali kepada Sang Pencipta. Jika kunang-kunang bisa berbicara maka akan diketahui asal muasalnya. Apakah kunang-kunang?, Terlahir dari debu, serat halus yang melekat pada daun pisang, daun jati dan atau dari daun bunga-bunga. Tiba-tiba muncul sebagai hewani penghias alam belantara dan tau-tau ada bergemerlapan terbang naik-turun pada alam yang gelap memberi sinar pancaran terang.
Kunang-kunang siapa juga yang memberi nama bagi dirimu, sejak kapan terlahir dan siapa pula induk laki-laki dan perempuan yang melahirkan, diberi sesuap makanan dalam bentuk apa, apa yang menjadi penyegar dirimu sehingga dirimu bisa saja dan tiba-tiba ada, memberi rasa kagum yang melihatmu. Hanya tatapan mata begitu sangat indah, sinar yang engkau pancarkan dari perutmu, belum ada yang menjawabnya. Bagaimana diriku sebagai manusia, tidak ada jasadku yang ada ini mengekuarkan sinar, hanya pakai alat jika berjalan di alam yang gelap.
Jika diriku berjalan tidak pakai alat penerang bisa tersandung dan terjungkal, dan berkata-kata ” Yaa Allah, aduh sakit, kurang ajar, brengsek dan lain lain”, tetapi dirimu kunang-kunang bisa terbang, hinggap dan berselancar di awang-awang, dan juga memberi rasa terang jalanku jika berjalan tanpa alat penerang.
Kunang-kunang tentunya memberikan azas manfaat, pembelajaran bagi manusia agar bisa menjadi penerang bagi sesamanya, kayaknya begitu!. Dalam hal memberi semangat, jalan penerang, memberi keteduhan, mengentas dari kegelapan menjadi jalan yang terang dan lain-lain. Kunang-kunang bisa dihitung dengan jari hidup di alam ini, tidak seperti jumlah manusia beranak-pinak, termasuk hewan lainnya yang dapat diperjualbeilkan, tetapi dirimu kunang-kunang tidak banyak saudaramu, sahabatmu hanya sekejab datang, pergi dan mati tidak ada yang mengetahui, memperhatikan, dan menghiraukanmu. Sungguh nasib kehidupanmu tidak panjang, dimana keberadaanmu setiap hari belum tentu ada, berada dan beterbangan pengisi alam jagad raya.
Dirimu kunang-kunang!, Hewani mungil menggemaskan, kok bisa?, Sekecil itu memberi sinar terang dari ragamu, tidak ada yang menelitimu terbuat dari organ apa?, Jika diteliti oleh para profesor peneliti, dan ditemukannya, bisa-bisa akan dibuat bahan sandingannya, dan bisa diperjual-belikan dengan harga mahal, dan tentunya menjadi rebutan, incaran para perempuan yang ingin kelihatan cantik, mungkin selebritis dan sinar buatan berkerlip bisa disisipkan di matanya sehingga bisa memberi daya tarik.
Sudahlah kunang-kunang terbanglah dengan kehendakmu kemana mau pergi, terbang sesuka hatimu, umurmu juga kelihatannya tidak panjang. Datang tidak diundang, pergi tidak diantar, pengisi alam semesta hitungan menit. Namun ragamu, sinarmu menjadi buah pemikiranku, hatiku untuk bisa berbuat kepada sesama walaupun sekerlip sinar tetapi bermanfaat bagi sesamanya.
0 Comments