Dilema

Aug 24, 2021 | Puisi

Tak terasa waktuku selalu bersaru
Saat waktu pemantik itu datang
Aku terjerembab dalam dan semakin dalam
Terperosok kakiku masuk ke pusara tanah menganga

Telaga nan indah itu selalu menyemburatkan airnya
Terpercik ke kiri dan ke kanan…ke atas dan ke bawah
Seonggok berlian berkilau pun tersembur airnya hingga mendinginkan, kilaunya sendu
Kuyup sekeliling tanpa menyisakan kering setitik pun

Drama tragedi pun terpentaskan
Mengharubirukan penikmat sastra yang tengah merangkai imajinasi terindahnya
Tangis dan haru bersatu padu
Bergema di ruang luas beratap jingga

Lalu, pekikan lantang bergema di ruang itu
Ayo merdekakan diri kita!
Kita tak bisa dijadikan budak dalam kehidupan ini!
Pupuskan dilema kita sampai di sini!

Pekikan hitam itu menganggu genderang telingaku
Ingìn rasanya kukejar, kugali kau di mana
Tapi hampa yang kudapat
Sèolah lenyap tertiup angin kehidupan

Semua menjadi abstrak
Angka berurut dan huruf berjejer merangkai kata bernada pun kini hancur
Pecah berkeping tak ada arti lagi
Terhempas di lantai basah berwarna kecoklatan

Akankah asaku terkejar?
Akankah kuraih ketenangan?
Atau hanya satu saja yang dapat kuselesaikan?
Biarkan sang waktu yang menjawab…

Agustus 2021

Baca Juga

2 Comments
  1. Erick

    Puisi yg menyentuh – 2. Lanjutkan juga!

  2. Erick

    Puisi yg semakin baik. Lanjutkan!

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This