Curug Sigay, Lalu dan Kini

Aug 15, 2021 | Jalan Jalan

Perubahan itu begitu nyata, ulah tangan dan kerakusan manusia tidak bisa dipungkiri. Alam yang indah dan asri, terus dirusak tanpa ada rasa bersalah. Segala alasan disebutkan untuk membela diri, lupa bahwa alam semesta ini tercipta bukan karena kehebatan manusia. Manusia mampu membangun dinding tebal, tinggi menjulang, dan mewah, menghadapi virus yang kasat mata saja sudah kalang kabut.

Curug Sigay yang berarti sungai dan sebatang bambu yang diberi tangga untuk memanjat, berada tidak jauh dari Pondok Pesantren Daruut Tauhid Aa Gym dan tepat di belakang kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Banyak yang tidak tahu, sebab meski merupakan tempat yang bisa dijadikan salah satu tujuan wisata, tetapi untuk menuju ke sana butuh perjuangan. Masuk jalan kaki naik turun. melewati kampung-kampung, tidak mudah dan tidak membuat nyaman banyak orang. Belum lagi pagar dan bangunan di sekitar yang menutupinya, sungguh tidak membuat sedap dipandang.

Curug dengan ketinggian sekitar 15 meter ini, merupakan karya cipta alam. Terbentuk alami akibat letusan-letusan Gunung Tangkuban Perahu di masa lampau. Batu-batu alam dan tebing yang ada di sana menjadi saksi bisu. Jika sekitar tahun 80-an, aliran sungai di sana masih luas dan dalam, kini semakin menyempit dan dangkal. Meskipun masih ada warga sekitar yang memancing dan mendapatkan ikan dari aliran sungai, tetapi sampah yang dibuang penduduk dan terbawa aliran sungai, sudah mencemari. Menjadi pemandangan menjijikkan dan tidak sehat.

Saya pernah mengajak anak-anak di sekitar rumah bersama dengan anak-anak saya pergi ke sana, membantu warga dan mahasiswa yang sedang membersihkan Curug Sigay. Niat yang baik dan usaha di jalan yang benar, tentunya patut untuk diapresiasi dan dibantu. Pak Lurah dari Kelurahan Isola, Bandung juga hadir lengkap dengan pakaian untuk bekerja, dan beliau turun tangan sendiri membantu membersihkan sampah.

Tentunya butuh kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk membantu melestarikan Curug Sigay ini, terutama agar tetap bersih, asri, dan bebas dari sampah. Bila kebersihan adalah sebagian dari iman, lantas apa namanya bila kotor dibiarkan dan bahkan turut mengotori?! Kepedulian bukan hanya soal program dan banyak bicara, butuh pembuktian yang nyata lewat proses dan konsistensi untuk melakukannya.

Semoga ke depan nanti, lebih banyak lagi manusia yang mampu menghargai karya Pencipta Semesta. Tidak perlu dengan banyak bicara, nasehat, dan mengaku-aku, tetapi tunjukkan dengan perbuatan. Indonesia adalah rahmat dan anugerah Allah, yang hendaknya dihargai dan dihormati.

Bandung, 25 Juli 2021
Mariska Lubis

Baca Juga

0 Comments

  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This