Bung Karno yang Mereka Rindukan

Aug 16, 2021 | Essai

“Jikalau aku melihat wajah anak-anak di desa-desa dengan mata yang bersinar-sinar “Pak Merdeka; Pak Merdeka; Pak Merdeka!” Aku bukan lagi melihat mata manusia, Aku melihat Indonesia”. (Soekarno)
Andai saja Bung Karno masih ada. Kerinduan itu pasti tak tertahankan. Namun sayang seribu sayang, teriakan itu tak tersampaikan. Entah kepada siapa harus mereka teriakan. Bung Karno lah yang mereka rindukan.

Sudahkah kita merdeka? Sudahkah anak-anak itu merasakan kemerdekaan? Atau kita biarkan saja. Toh mereka pun diam. Mereka tinggal di pedalaman. Tak ada yang viralkan. Biarkan saja.

Sedih. Menjelang HUT RI yang ke-76 Tahun, ternyata masih banyak anak-anak Indonesia yang belum merdeka. Mereka masih terjajah secara ekonomi. Mereka masih belum bisa mandiri. Banyak diantara mereka yang tidak bisa sekolah atau putus sekolah.

Padahal dalam Pasal 31 UUD 1945 Setelah Amandemen di ayat 1 disebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Di ayat 2 Pasal 31 UUD 1945 pun disebutkan bahwa “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.

Tidak ada alasan lain, sesungguhnya seluruh anak di Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Namun bagaimana kenyataannya? “Tidak ada biaya”, “Tidak ada ongkos”, “Sekolahnya Jauh”, “Tidak punya seragam”, “Membantu Bapak cari uang ”, “Membantu Ibu menjaga adik”, dan masih banyak lagi jawaban mereka saat aku coba bertanya kepada sebagian anak-anak yang ada di TPA Sarimukti, Kab Bandung Barat, Jawa Barat. Mereka adalah sebagian anak Indonesia yang tidak mendapatkan kesempatan untuk bisa mendapatkan pendidikan.

Saya rasa kita juga tahu, masih banyak anak-anak di daerah-daerah lainnya di Indonesia yang juga belum mendapatkan pendidikan. Pemerintah belum berhasil mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang bisa diikuti oleh seluruh anak Indonesia. Berdasarkan data di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengungkapkan data bahwa angka anak putus sekolah di Indonesia pada tahun 2019 ada sekitar 4,3 juta siswa Indonesia putus sekolah di berbagai jenjang. Tentunya jumlah ini sudah bertambah lagi di tahun 2021 ini.

Yang membuat miris, sebagian diantara mereka harus berjuang membantu orang tuanya untuk mencari nafkah dengan cara memungut sampah. Selain membahayakan keselamatan, tapi juga memberikan dampak yang negatif bagi kesehatan mereka.

Mereka adalah anak Indonesia. Bantu dan bebaskan mereka. Beri mereka kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Pemerintah harus lebih aktif lagi mengambil peran. Tak boleh dibiarkan.
“Pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin serta keselamatan hidup lahir”. (Ki Hajar Dewantara)

Cimahi, 13 Agustus 2021

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This