Buih Tetap Buih

Aug 23, 2021 | Puisi

Buihh.. berbuih, tetesan buih di sudut bibir
Menetes tak terasa, buih jatuh ke tanah

Pada tanah ku bertanya, apakah buih bisa merubahmu menjadi raga
Buih, tak akan berbentuk raga, roh sukmanya mengalirinya

Buih tetap buih, terlalu buih untuk menjadi air surga
Lebih baik menjadi remah daripada menjadi buih yang terus berbuih dan membusa
Menghantam karang pun hanya mampu terhempas… tak mampu menerjang…
Di pantai dan pelabuhan bahkan lenyap tak bersisa…

Buih, terlalu rapuh ‘tuk jadi mantra
Ia hanya pengiring gelombang
Tak jadi rapalan

Buih memang putih
Seolah bersih
Namun tak jarang itu hanya tipuan
Buih putih pudar hilang tak tentu

Buih ingin menggumpal menguat
Tapi buih tak kan jadi bongkahan es
Buih hanya ikuti irama air
Lalu surut menyurut dan hilang, entah ke mana

Meski ribuan buih membentur batu karang, ia tak kan luntur

Meski terkadang pesona batu karang memecah buih melebur ke dalam lautan, ia kembali dan kembali
Bersatu dengan lautan menyeruak bibir pantai dan menemukanmu tergugu di sana, sendiri

Biarkan … biarkan ia tergugu di sana, jangan kau usik
Biarkan ia menyelami dirinya
Bahwa ada cerita untuknya
Ada barisan bait terilhami atasnya

Mungkin buih ingin berpeluk dengan lautan,
Mungkin buih ingin bercanda dengan deburan
Biarkan ia bertasbih atas takdirnya

Siapakah yang mampu melawan buih yang selalu bergandengan
Menjadikan satu kekuatan yang tak akan mampu dipisahkan
Menjadi satu ikatan akan membenturkan siapa saja yang menghadang

Kekuatan teruji, terpatri terpaut semua urat nadi
Menjadi kekuatan jati diri, selama seisi perut bumi

Buih akan kembali hadir
Seiring dengan datangnya riak

Riak bergelegar membuat bising dan ketakutan
Menghancurkan hati yang tak tunduk pada Sang Illahi

Bising riak adalah melodi yang juga diciptakan Illahi
Dengarkan dan resapi
Pilah dengan hati
Walau buih terlahir kembali

Sekuat apapun buih memintaku pergi
Aku tak peduli !!!
Tetap kuikuti naluri
Juga kata hati

Buih… silahkan terus berbuih… sampai mati pun, aku tidak peduli!

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This