Biarkan Aku Merdeka

by | Aug 17, 2021 | Pojok

Visits: 0

“Bila engkau memilih untuk menjadi yang terjajah, biarkan diriku memilih untuk merdeka. Aku merdeka bukan karenamu atau karena yang lain, Aku merdeka karena keadilan Allah”.


Suara bising tembakan peluru dan pekik teriakan “Merdeka” berputar di pelupuk mata dan telinga. Darah merah bersimbah di mana-mana tercium hingga ke dalam hati. Tidak ada kata menyerah, lebih baik mati daripada hidup terjajah. Bendera merah putih tetap tegak berkibar di setiap sanubari.

Lain dulu lain sekarang. Perubahan terus terjadi dan tidak bisa dihindarkan. Diri sendiri pun meski merasa tidak berubah, tetap berubah seiring waktu yang terus berjalan. Negeriku tidak sedang berperang melawan penjajah yang menggunakan senjata tajam, negeriku saat ini sedang berperang melawan kebodohan, kemunafikan, ketamakan, dusta dan pengkhianatan. Mereka yang sudah terlanjur larut di dalamnya dan terkurung dalam belenggu, menjadi terjajah oleh semua itu.

Tidak tahu harus berbuat apa menjadi alasan untuk tidak melepaskan diri. Keyakinan hilang, iman goyah. Seolah semua masalah tidak memiliki solusi, padahal tidak ada masalah yang tidak memiliki solusi. Kemarahan tidak bisa dihindari, kesombongan semakin memuncak. Belajar merendahkan hati untuk benar mengerti pun ditolak mentah-mentah hanya karena ego dan ketakutan.

Miskin seperti bodoh, kaya dipandang bahagia. Gelar sederet dianggap pintar, jabatan dan eksistensi selangit diyakini sebagai kesuksesan. Sementara kemerdekaan tidaklah membutuhkan semua itu, namun mata dan telinga yang tertutup keangkuhan tidak akan mampu mengerti. Perjuangan merebut kemerdekaan bukan soal kaya miskin, pintar bodoh, berkuasa atau tidak. Perjuangan adalah soal niat dan keberanian menjalani proses, menghadapi segala resiko dengan tanggung jawab tanpa harus banyak alasan.

Tidak ada perjuangan yang mudah, semua harus dilalui dengan sudah payah dan berdarah-darah. Nyali bukan hanya sekedar di mulut, perlu pembuktian! Diawali dengan keberanian melawan diri sendiri, mengendalikan segala hawa nafsu, membunuh ketakutan, hapus kesombongan, yang tentunya membutuhkan kekuatan iman dan keyakinan. Hapus segala alasan, dan lakukan saja dengan segala ketulusan serta keikhlasan. Singa mengaum bukan karena takut dan lapar, singa mengaum karena menjaga dan melindungi keluarga serta wilayahnya.

Tidak perlu saling tunjuk jari dan menyalahkan siapapun. Cukup bercermin dan menerima bahwa meski jari telunjuk menunjuk, ada empat jari lain yang mengarah kepada diri sendiri. Manusia tidak luput dari dosa, tidak ada satu pun manusia yang tidak memiliki kekurangan. Takut menghadapi dosa dan kekurangan diri, justru membuat semakin terjajah dan terpuruk. Bila selalu ingin dianggap pintar, hebat, mampu, dan benar, maka kapan mampu merdeka?!

Merdeka atau tidak adalah pilihan. Segala pilihan memiliki resikonya sendiri-sendiri. Tidak perlu berkeluh kesah dan menolak resiko atas pilihan yang sudah dibuat. Bila benar ingin merdeka, belajarlah selalu dengan segala kerendahan hati tanpa harus ada alasan apapun. Beranikan diri untuk selalu memberikan yang terbaik dan menjadi lebih baik. Tidak butuh “gertak” untuk diakui.

Harus kuakui, diriku pun belum mampu merdeka, butuh proses panjang dengan berbagai masalah untuk menggapainya. Aku tidak akan menyerah meski ada banyak aral dan rintangan, semua kuterima sebagai rahmat anugerah terindah dari Allah. Allah ingin aku mengerti agar Aku bisa benar-benar merdeka seutuhnya. Bukan hanya di dunia tetapi juga di akhirat kelak.

Jika ingin merdeka, maka bergandengantanganlah kita. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Jika tidak menginginkannya atau menyerah, jangan matikan diriku dan semua yang ingin merdeka. Biarkan kami merdeka, tidak ada kemerdekaan yang diberikan begitu saja. Hanya Allah yang mampu memberikannya.

Merah putih bukan sekedar warna, merah putih adalah keberanian untuk menyucikan diri.

Allahu Akbar!!! Merdeka!!!

Bandung, 12 Agustus 2021
Mariska Lubis, S.E., M.Int.S.

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This