Bersikukuh dengan pemikiran yang lalu dan masih diterapkan saat ini, juga terus menerus berkutat pada perilaku primordial, tidak akan membantu kita menjadi maju atau bahkan memiliki kehidupan masa depan yang lebih baik. Meskipun diyakini benar dan menolak pemikiran baru, tetap saja tidak bisa menghalagi perubahan. Biar bagaimanapun perubahan itu terjadi, dan manusia hendaknya berpikir dan berbuat lebih baik dengan belajar dari kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Di era sebelum dunia mulai menghadapi krisis ekonomi dan pandemi covid, masih banyak yang berpikir bahwa bekerja itu harus di kantor, bukan di rumah. Bekerja di rumah dianggap seperti tidak bekerja dan hanya dilakukan oleh orang malas. Lagipula, kantor dijadikan juga sebagai ajang eksistensi, unjuk gigi, dan konfirmasi alias pengakuan. Sekarang? Meskipun masih harus beradaptasi, tetapi terbukti bahwa ada banyak pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan di rumah. Selain tidak menyita waktu, juga jauh lebih efisien dibandingkan dengan membuka kantor bagi perusahaan-perusahaan tertentu.
Jika dulu masih banyak yang berpikir bahwa banyak gelar pendidikan berarti makin cerdas dan pintar, ternyata tidak demikian. Terbukti bahwa gelar, status sosial, dan jabatan bahkan pengalaman bukan menjadi jaminan kecerdasan seseorang, meskipun mempengaruhi. Jika memang benar demikian, maka tidak perlu sampai harus terjadi kerusakan di berbagai sektor. Orang cerdas berpikir modern jauh ke depan, tidak hanya berpikir untuk meraup keuntungan dan kekuasaan pada saat sekarang, tetapi memikirkan bagaimana kehidupan di masa depan. Sekarang boleh banyak harta, punya jabatan dengan gelar “seabrek”, tapi apakah anak cucu dapat bertahan bila negara kacau balau?!
Soal makanan saja yang mudah. Jika masih berpikir makan enak semata, dan tidak memperhatikan kesehatan dan kebersihan, maka akan menjadi percuma. Penyakit semakin banyak dan harga semakin tinggi, termasuk biaya berobat. Padahal, makanan enak atau tidak, mahal atau murah, sama-sama pada akhirnya menjadi kotoran juga. Enak tidak enak hanya soal di lidah, mahal atau tidak urusan kemampuan kantong. Sementara yang dibutuhkan oleh tubuh adalah yang sehat, bersih, dan bergizi, tentunya menjadi kuno bila tidak memikirkan hal ini.
Belum lagi soal tantangan perubahan akibat kemajuan teknologi. Untuk mengikuti update aplikasi yang biasa digunakan saja sudah mabuk kepayang, padahal hanya sekedar menggunakan bukan menciptakan. Sudah pula merasa hebat dan luar biasa walau hanya mampu menjadi pengguna dan operator. Sebentar lagi, bila robot dan teknologi baru bisa menggantikan banyak pekerjaan para pengguna dan operator, lantas mau bagaimana?!
Salah satu solusi untuk bisa bertahan dan menghadapi masa depan adalah dengan menjadi manusia insan kamil yang seutuhnya, dalam arti mampu berpikir modern dan menghasilkan karya original. Dibutuhkan kesabaran, kerendahan hati, konsistensi untuk mampu berilmu sehingga bisa berpikir maju dan berkarya original. Hal ini tidak mampu dilakukan oleh hewan, tumbuhan, bahkan robot sekalipun. Robot pun diciptakan oleh manusia, maka untuk apa menjadi manusia bila kalah oleh robot?!
Jika hanya sekedar bekerja, makan, punya rumah, berkeluarga dan berketurunan, hewan dan tumbuhan juga bisa. Jika hanya mampu menggunakan alat, hewan juga bisa. Banyak hewan seperti simpanse mampu menggunakan alat. Apa hebatnya bila hanya mampu sebatas itu?! Apa gunanya diberikan kelebihan sebagai makhluk paling sempurna ciptaan Yang Maha Kuasa?!
Berpikir modern berarti berpikir jauh ke depan, mampu melihat perubahan dan melakukan antisipasi. Belajar dari kesalahan dan jeli atas segala apa yang terjadi baik secara lokal maupun global. Melihat segala sesuatunya dari semua sudut pandang, bukan hanya berdasarkan apa yang mau dilihat, didengar, disukai semata. Hasilkan pemikiran-pemikiran baru dan karya-karya original. Beranikan diri untuk berubah dan mampu menghadapi perubahan.
Dulu, seniman yang menggambarkan keberadaan televisi ditertawakan masyarakat dunia, kini, siapa yang belum pernah menonton televisi?! Dulu, kita dibuat yakin bahwa Pluto adalah planet ke tujuh, sekarang?! Pluto bukan lagi planet dan Merkurius bukan planet paling dekat dengan matahari. Siapa sebenarnya yang primordial, siapa yang modern?! Berpikirlah dan berkarya original untuk mampu mengerti, bukan sekedar tahu dan berlagak tahu.
Bandung, 9 September 2021
0 Comments