Apalah Arti Kebebasan Jika Terikat Aturan

Mar 18, 2022 | Essai

Visits: 0

Oleh: Marra Narayan

Entah bagaimana mereka melakukannya. Segalanya terlihat bagaikan sebuah paksaan. Bahkan senyumannya, diriku tidak yakin apakah senyuman tersebut merupakan sebuah keaslian ataukah hanya topeng penutup. Ketika diriku diharuskan melakukan sesuatu, diriku tidak menginginkan adanya unsur keterpaksaan. Jangankan untuk hal yang kubenci layaknya sekolah, pelajaran ekonomi dan pakaian formal, hal kesukaanku saja dapat menjadi sebuah penderitaan jika dilakukan dengan terpaksa. 

Diriku senang menulis jika tidak harus melibatkan jumlah kata dalam tulisanku. Diriku senang keluar rumah berjalan kaki atau mengendarai motor mencari angin jika tidak diharuskan mengantar jemput atau berbelanja di bawah teriknya sang mentari di tengah keramaian orang berlalu-lalang. Diriku senang memasak sendirian di dapur jika tidak harus mendengarkan suara-suara “pakai ini, harusnya begini, jangan pedas nanti begini,” dan lain-lain. 

Bisa dibilang diriku menyukai kebebasan, diriku tahu sebenarnya tidak ada yang namanya benar-benar bebas, segala sesuatu memiliki aturannya tersendiri. Masalahnya, kebebasan dengan tanpa aturan rasanya sering disalahartikan. Bagiku kebebasan bukan berarti tanpa aturan dan batasan, melainkan merasa tidak memiliki “beban” atau “paksaan” ketika diharuskan melakukan sesuatu. 

Apakah arti kebebasan jika itu adalah sebuah aturan? Diwajibkan untuk bebas melakukan apa saja semaunya, apakah masih termasuk kebebasan atau sebuah keterpaksaan? Menurutku masih bebas, keterpaksaan bagiku adalah ketika merasa dituntut untuk melakukan sesuatu yang tidak inginkan, entah untuk kebaikan atau hal lain. 

Terkadang mereka sering mengatakan bebas berarti tanpa aturan dan dapat melakukan sesuatu seenak udelnya, bagiku itu bukan kebebasan melainkan ketidakpedulian. Merugikan orang lain bukanlah kebebasan, kebebasan haruslah menguntungkan atau merugikan diri sendiri. Singkatnya, terimalah resiko atas pilihan sendiri. 

Jika dirimu melibatkan orang lain demi kebebasanmu, maka orang tersebut juga bebas melakukan apa pun padamu. Anggaplah dirimu maling sesuatu dariku, maka diriku juga bebas maling darimu. Berikan diriku nyawamu, jika menolak berarti dirimu sudah melanggar arti kebebasan, dirimu menjadi terikat denganku dan segalanya menjadi sebuah paksaan. 

Mungkin arti kebebasan bagiku berbeda denganmu, siapa peduli? Namanya juga bebas, tidak ada keharusan untuk menjadi sama. Jadi kesimpulannya, jangan paksakan diriku melakukan sesuatu demi keuntunganmu jika diriku tidak ingin melakukannya. Minta tolong boleh, jikalau diriku memang sedang berniat melakukannya, itu pun akan kulakukan dengan caraku sendiri. Tidak suka caraku? Jangan minta kepadaku. 

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This