Andai Mengerti, Tak Perlu Nyawa Melayang

by | Oct 4, 2022 | Pojok

Visits: 0

Oleh: Mariska Lubis

Hati begitu teriris menyaksikan banyaknya korban jiwa melayang akibat kerusuhan saat pertandingan sepak bola di Malang. Balita dan para siswa sekolah pun menjadi korban. Sementara pihak panitia penyelenggara, aparat, dan bahkan pemerintah sibuk dengan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Asyik membela diri, bukan meminta maaf dan merasa bertanggung jawab. Penyelidikan wajib dilakukan, namun ke mana hati?! Sisi kemanusiaannya di mana?!

Bila semua mengerti bagaimana situasi dan kondisi masyarakat saat ini, tentunya tidak perlu ada saling tuding menyalahkan dan bahkan tidak perlu ada banyak korban jiwa. Masyarakat Indonesia saat ini sedang menghadapi banyak tekanan, secara politik, ekonomi, ketidakpastian hukum, dan banyak sekali masalah yang sangat mungkin membuat masyarakat dalam kondisi psikologis yang kurang sehat, stres. Anak-anak muda juga harus menghadapi kehidupan yang berat dengan tidak ada kepastian atau harapan akan masa depan. Ditambah lagi dengan terkikisnya kepercayaan terhadap pemerintah dan aparat penegak hukum, membuat hal sepele saja bisa menjadi beringas dan tidak karuan.

Boleh saja faktor-faktor ini diabaikan dan dianggap sudah melakukan banyak tindakan antisipasi, fakta dan kenyataan tidak mampu. Terbukti dengan alasan menembakkan gas air mata, yaitu untuk mengatasi kerusuhan, meski ada cara lain yang bisa dilakukan bila benar mampu mengatasi dan antisipasi. Bisa juga merasa sudah sangat paham dan terbiasa, bahkan berpengalaman mengatasi semua ini, tetapi apakah pernah berhadapan dengan situasi keadaan masyarakat seperti saat ini? Sejak era Orde Baru, masa-masa sekarang adalah masa-masa terburuk, diakui atau tidak diakui, disadari atau tidak disadari. Perubahan sikap perilaku masyarakat, bisa terjadi, sehingga semestinya tidak mengandalkan cara-cara yang sama dan umum/lumrah dilakukan untuk antisipasi.

Perbaikan di dalam prosedur adalah langkah yang baik, namun prosedur terbaik dilakukan berdasarkan kecermatan, kejelian, dan ketelitian dalam mengkaji serta menganalisis. Segala faktor terburuk tidak bisa disepelekan dan diabaikan, apalagi hanya karena merasa “sudah tahu, pengalaman, dan sudah biasa”. Menghadapi perubahan psikologis masyarakat, baik yang permanen atau sementara, membutuhkan kreativitas. Tidak bisa bila hanya itu-itu saja yang dilakukan.

Menunggu hasil penyelidikan? Berulang kali kasus yang terkait dengan masyarakat, penyelidikan bisa dianggap tidak memuaskan. Apa pun yang dibicarakan oleh pejabat pemerintah, dewan, dan aparat sudah tidak lagi seratus persen dipercaya oleh masyarakat. Teriak dan memberi tahu yang benar pun bisa menjadi salah, tertuduh, dan ditangkap. Hasil penyelidikan bisa dibuat sesuai skenario keinginan dan kepentingan. Yang di internal seperti kasus Sambo saja begitu rumit dan berputar, apalagi untuk urusan kerusuhan seperti ini? Salahkan saja suporter yang brengsek dan para provokatornya, gampang!

Arogansi jelas tampak dengan sikap-sikap yang ditunjukkan oleh baik panitia, pengaman, pemerintah, dan juga dari pihak suporter sendiri, yang tidak berani mengakui kesalahan masing-masing. Khusus untuk soal gas air mata yang membuat banyak korban meninggal dunia, hendaknya Polri tidak perlu bersikap defensif dan menyalahkan pihak-pihak lain. Yang pasti, ketidakmampuan mengatasi kerusuhan, tidak ada antisipasi yang matang, dan kesalahan hingga menembakkan gas air mata ke tribun terkunci yang padat penonton, sudah merupakan kesalahan fatal. Begitu sulitnyakah meminta maaf atas dasar kemanusiaan?!

Mengerti? Apa yang dimengerti sebenarnya?! Bila hanya seputar hal yang sama, ibarat lagu lama yang diputar terus-menerus. Perubahan itu pasti terjadi, dan bisa terjadi dalam waktu singkat dan cepat.

Baca Juga

0 Comments
  1. Kalau penulis kurang jujur dalam menyajikan karya tulus, pasti dan pasti akan menyesatkan. Maka catatlah sejarah sebagaimana adanya. Syukur2 bisa…

  2. Sangat menginspirasi dan menopang semangat

  3. Sangat inspirasi, membantu menumbuhkan motivasi dan penopang semangat

Pin It on Pinterest

Share This