Aku adalah seorang anak yang lahir dari seorang ibu. Ibu melahirkanku dengan seluruh kasih sayang yang dimilikinya. Kasih sayang ibuku itu, kalau boleh diutarakan maka pantaslah disebut terlalu berlebihan kepada diriku. Semenjak aku masih berupa janin hingga rambutku sudah mulai memutih, kasih sayang ibu tidak pernah berubah kepadaku.
Ibuku tidak pernah peduli dengan ucapan dan penilaian orang kepadanya. Dengan segala daya upaya, ia selalu sabar membesarkan dan menjagaku hingga saat ini. Dengan sejuta harap, ia selalu bangga terhadapku
Ada pertanyaan yang menggangguku ketika aku mulai beranjak dewasa, “Apakah aku harus mulai mendengar tentang apa yang orang katakan dan nilai tentang apa yang kulakukan dan yang menurut mereka seharusnya kulakukan?”.
“Siapa orang-orang ini, yang berani-beraninya memberikan penilaian terhadap apa yang benar menurut mereka dan apa yang seharusnya dilakukan olehku?”
“Hai orang-orang di luar sana, aku hidup dan dibesarkan oleh ibuku dengan segala sesuatu yang dimilikinya, sedangkan engkau adalah orang-orang yang baru mengetahui aku dan hadir setelah aku dewasa. Engkau tidak tahu dan tidak mengerti atas apa yang telah diperjuangkan ibuku untukku! Camkan itu!”
Kalau boleh kuanggap engkau seorang sahabat, maka biarkanlah kami hidup dengan cara kami sendiri. Kami bangga dengan seluruh pemberian ibu. Ibu yang senantiasa mengasihi dan menyayangi kami dengan kasih sayang dari Illahi Robbi. Jangan kau ganggu kami dengan penilaian yang hanya baik menurutmu dan dengan niat tertentu di dalam hatimu.
Sahabat, kami bersyukur atas kekayaan ibu kami yang terpendam di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dan juga sedalam airmata kebahagiaan yang tertetes sejak kami lahir. Kembalilah kau ke tempat asalmu, yang
kutahu engkau menghakimiku, hanya untuk menguasai diriku dan terlebih ibuku.
Ibu, aku ingin bersyukur dan berterima kasih. “Alhamdulillah dan terima kasih atas segala yang telah kau perjuangkan dan berikan kepada kami. Takkan kubiarkan kau dinilai oleh orang lain dengan sejuta niat dan nafsu yang terpendam. Diriku akan selalu menyayangi dan bangga terhadapmu. Aku sayang padamu”.
Salam dari anakmu yang kau kasihi dan sayangi, engkau ibuku, IBU PERTIWIKU.
Jakarta, 31 Juli 2021
0 Comments